xiaomi
Tampilkan postingan dengan label Autisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Autisme. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 November 2015

Autisme


Pengertian Autisme 

Gangguan/hambatan perkembangan yang sangat kompleks dan seumur hidup.

Gangguan/hambatan terjadi pada kemampuan interaksi sosial, bahasa serta munculnya perilaku repetitif (diulang-ulang).

Gangguan fungsi susunan syaraf sebagai dampak dari trauma lingkungan (racun kimia, logam berat, kuman virus, kekurangan oksigen, faktor gen, dsb)

                                                                       


Apa itu Autisme?


Apa itu autisme? 

Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks yang gejalanya harus sudah muncul sebelum anak berusia 3 tahun. Gangguan neurologi pervasif ini terjadi pada aspek neurobiologis otak dan mempengaruhi proses perkembangan anak. Akibat gangguan ini sang anak tidak dapat secara otomatis belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga ia seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. 

 Apa saja gejalanya? 

Gejala individu autistik yang harus muncul (salah satu atau kesemuanya) adalah gangguan interaksi kualitatif, gangguan komunikasi yang tidak diusahakan diatasi dengan kemampuan komunikasi non-verbal, dan perilaku repetitif terbatas dengan pola minat, perilaku dan aktifitas berulang. 

Bagaimana mendiagnosa autisme? 

 Walaupun tidak ada satu tes khusus yang tersedia untuk mendiagnosa gangguan perkembangan ini, melalui observasi kriteria-kriteria spesifik dapat ditegakkan satu diagnosa konsensus. 

 Siapa yang berwenang menegakkan diagnosis bahwa seseorang itu autistik? 

Apakah seseorang dapat dinyatakan sebagai individu autistik atau tidak, ditentukan melalui tahapan wawancara mendalam dengan orang-orang yang mengasuh anak dan paham akan perkembangan anak di tiga tahun pertama kehidupannya, observasi serta interaksi dengan anak tersebut. Dokter dan psikolog biasanya adalah profesi-profesi yang dijadikan ujung tombak penanganan individu autistik. Profesi lain seperti guru, terapis, maupun pihak saudara, serta orangtuanya sendiri dan anggota masyarakat umum memegang peranan penting dalam memberikan data mengenai kondisi anak sehari-hari secara detil. 

 Apa penyebab autisme? 

Sampai saat ini, apa yang menjadi penyebab gangguan spektrum autisme ini belum dapat ditetapkan. Negara-negara adikuasa yang sanggup melakukan penelitian menyatakan bahwa penyebab gangguan perkembangan ini merupakan interaksi antara faktor genetik dan berbagai paparan negatif yang didapat dari lingkungan. 

Apa saja penanganan yang tersedia bagi individu autistik di Indonesia? 

Berbagai terapi terbukti membantu meningkatkan kualitas hidup individu autistik. Penanganan yang sudah tersedia di Indonesia antara lain adalah terapi perilaku, terapi wicara, terapi komunikasi, terapi okupasi, terapi sensori integrasi, pendidikan khusus, penanganan medikasi dan biomedis, diet khusus. Penanganan lain seperti integrasi auditori, oxygen hiperbarik, pemberian suplemen tertentu, sampai terapi dengan lumba-lumba juga sudah tersedia di beberapa kota besar. 

Apa saja kemungkinan pendidikan bagi mereka? 

Individu autistik tidak berbeda dengan individu lain non-autistik. Artinya, kecerdasan setiap individu sangat bervariasi.. Karena tingkat kecerdasan setiap individu berbeda, intensitas gejala autistik yang ada pada setiap individu juga tidak sama, maka kemungkinan pendidikan bagi individu autistik bervariasi dari ‘bisa mencapai pendidikan setinggi-tinggi mungkin’, sampai ‘tidak bisa dididik tetapi hanya dapat dilatih saja’. Setiap individu berbeda. 

Bagaimana prognosa bagi individu autistik?

Prognosa dan hasil akhir tergantung banyak aspek, antara lain: jumlah dan intensitas gejala, usia deteksi, jenis dan intensitas penanganan, serta peranan orang tua dalam generalisasi penanganan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hasil akhir penanganan, tidak dapat diprediksi karena merupakan interaksi banyak sekali faktor. Penanganan merupakan perjuangan panjang dan perlu kerja keras tak terputus sebelum memberikan hasil yang efektif efisien. 

Adakah kemungkinan bagi individu autistik untuk “sembuh”? 

Karena autisme merupakan gangguan perkembangan dan bukan suatu penyakit, penggunaan istilah “sembuh“ menjadi kurang tepat. Yang lebih tepat adalah bahwa individu autistik dapat ditatalaksana agar bisa berbaur dengan individu lain di masyarakat luas semaksimal mungkin, dan pada akhirnya dapat beradaptasi dengan berbagai situasi yang juga dihadapi orang lain pada umumnya. 

Apakah penggunaan istilah ‘penderita autisme’ sudah tepat? 

Istilah ‘penderita’ untuk menggambarkan masing-masing anak, jelas kurang bijak. Anak-anak ini tidak sedang menderita. Lebih bijak bila kita mengacu pada ‘perbedaan individual’ setiap anak dan pada akhirnya atas dasar melihat ciri-ciri unik setiap anak tersebut kemudian menyebut mereka sebagai ‘individu autistik’. 

Ada berapa orang individu autistik di Indonesia saat ini di tahun 2008? 

Indonesia belum pernah melakukan survei berkaitan dengan jumlah individu autistik, karena alasan biaya dan tenaga kerja. Akibat belum dilakukannya survei tersebut, tentu saja kita tidak bisa memastikan berapa jumlah prevalensi individu autistik di Indonesia. Belum ada satu pun lembaga resmi di Indonesia yang memiliki angka prevalensi kejadian individu autistik di Indonesia di tahun 2008 sesuai fakta di lapangan. 

Apakah betul terjadi peningkatan jumlah individu autistik? 

Di Amerika, Inggris, Australia, pemerintah setempat sudah melaksanakan survei untuk mengetahui jumlah individu autistik dari tahun ke tahun. Di Indonesia, indikator peningkatan baru dapat diperoleh dari catatan praktek dokter – yang dari menangani 3-5 pasien baru per tahun, kini menangani 3 pasien baru setiap hari dan itu pun dibatasi – dan catatan penerimaan siswa di sekolah-sekolah. Sulit mendapatkan angka di Indonesia mengingat bahwa belum ada sensus secara resmi, belum meratanya diagnosis bagi anak-anak ini, dan keengganan sebagian orangtua mengakui bahwa putra/i-nya adalah individu autistik. 

Di keluarga saya tidak ada yang autistik, jadi kami sebaiknya berbuat apa?

Mengetahui adanya gangguan perkembangan dan memahami ciri khas mereka ini akan sangat membantu individu autistik dan keluarganya dalam beradaptasi dengan lingkungan masyarakat umum.

Apa yang keluarga dengan anak autistik harapkan dari masyarakat dan lingkungan? 

Keluarga dengan individu autistik sejak anak masih balita sudah mengalami banyak kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, penyesuaian, menghadapi tuntutan masyarakat. Tingginya biaya penanganan dan sulitnya mendapatkan kesempatan pendidikan juga merupakan tekanan bagi orangtua.

Keluarga sangat mengharapkan lingkungan dan masyarakat dapat bersikap lebih empatik terhadap perjuangan mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya, memahami kesulitan mereka, sehingga tidak mengolok-olok perilaku individu autistik atau menyalahkan orangtua bila individu autistik bersikap tidak seharusnya. 

Semua orang tidak pernah meminta untuk dilahirkan, apalagi dilahirkan sebagai individu autistik. Semua orangtua mengharapkan anaknya lahir sempurna, tetapi ketika putra/i-nya ternyata tidak sempurna, orangtua juga tidak bisa berbuat lain selain melanjutkan kehidupan sebaik mungkin. 

Keluarga dengan individu autistik membutuhkan pengertian dan kesempatan, bukan belas kasihan ataupun umpatan.

                                                                       

Metode Terapi

Berikut merupakan beberapa metode terapi yang dapat diterapkan untuk membantu perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus atau penderita autisme

 – Terapi Perilaku (Behaviour)
 – Terapi Bermain (Floor Time)
 – Terapi Wicara (Speech Theraphy)
 – Terapi Okupasi (Occupational Theraphy)
 – Terapi Remedial
 – Terapi Sensori Integrasi (Sensory Integration)
 – Terapi Medikamentosa (Medical)
 – Terapi Nutrisi (Nutrition)
 – Glenndoman
 – Berkuda (Horse Riding)
 – Lumba-lumba (Dolphin Theraphy)
 – Hiperbarik (Hyperbaric)
 – Brain Gym

                                                                                 

Ciri-ciri Autisme

Terdapat beberapa ciri-ciri dari Autisme, antara lain:

 1. Perkembangan Komunikasi :

-  Sangat lambat bicara/tidak bicara sama sekali 
-  Bila mulai belajar bicara, maka bicaranya tidak mengandung arti, meniru bahasa TV - Sering membeo meniru pembicaraan orang lain 
- Ditanya tidak bisa menjawab, malah mengulang pertanyaannya, Tidak bisa berkomunikasi dua arah 

2. Perkembangan Perilaku : 

- Perilaku yang aneh, seperti jalan berjinjit, berputar-putar, melompat-lompat, flapping, mondar-mandir   tidak bertujuan 
- Seringkali melihat dengan mata yang miring-miring 
- Mengulang gerakan-gerakan yang aneh 
- Seringkali terpukau dengan benda tertentu, seperti roda berputar, tiang listrik atau benda yang bulat 
- Kelekatan terhadap benda tertentu, seperti harus memegang benda tertentu kemanapun 
- Hiperaktif/Hipoaktif, agresif, menyakiti diri, stimulasi diri 
- Sangat asik main sendiri, tak peduli dengan lingkungan seolah-olah punya dunia sendiri 

 3. Perkembangan Interaksi Sosial : 

- Tidak mau menatap mata secara langsung 
- Jika dipanggil tidak mau menengok 
- Sering menghindar bila bertemu dengan teman sebaya 
- Merasa tidak nyaman dalam keramaian, contoh: ulang tahun, pesta perkawinan, dll 
- Merasa lebih nyaman bila bermain sendiri 

4. Perkembangan Emosi : 

- Tantrum jika tidak mendapatkan keinginannya
- Rasa takut yang tidak sesuai, seperti takut melihat iklan tertentu
- Tertawa, menangis, dan marah tanpa sebab yang jelas
- Tidak ada rasa empati

5. Perkembangan Sensori : 

- Ambang rasa sakit yang tinggi 
- Ada kebutuhan untuk mencium-cium sesuatu 
- Segala benda dimasukan kemulut atau digigit 
- Tidak tahan terhadap perabaan atau belaian yang halus,
seringkali merasa lebih nyaman didekap yang  keras 
- Kebutuhan untuk meraba-raba benda tertentu 
- Mengetuk mainan, karena merasa senang dengan bunyinya

                                                                       

Kamis, 01 Agustus 2013

Rumah Terapi Autisme di Jakarta Timur

Rumah Terapi Autisme Awesome Clinic beralamat di Duren Sawit Jakarta Timur I Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.

Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. Untuk itulah saat ini mulai banyak muncul pusat terapis untuk penderita autis salah satunya Awesome Clinic yang terletak di Jl. Cilungup II Rt. 02 Rw.12 No.1B Duren Sawit, Jakarta Timur.

Dimana Visi dan Misi Dari Awesome Clinic:

Berusaha menjadikan setiap anak bertumbuh dan berkembang sebagai individu yang berarti dan berharga di lingkungan sekitarnya melalui penanganan khusus secara dini.




Beberapa Fasilitas Yang di Miliki Clinik Autisme Awesome Clinic :

  • Kelas yang bersih, nyaman dan aman.
  • Ruang olah raga yang di desain  khusus untuk memonitor kemampuan Motorik anak.
  • Taman bermain yang bersih dan aman.

Beberapa Program dan Aktivitas Yang Dilakukan: 

  • Behaviour                                                                     
  • Cognitive-Conceptual Skills
  • Language Development
  • Visuo Spatial Skills
  • Fine Motors Skills
  • Gross Motor Skills
  • SPEECH
  • Sosial Skills
  • Independence-Self Help




Beberapa Terapi Yang diLayani:

- Lambat Bicara / Gangguan Bicara
- Hiper Aktif / ADHD, ADD ( Attention Defisit Diorder )
- Down Sindrom
- Kurang Konsentrasi
- Autism Spectrum Disorder
- Asperger Sindrom
- Gangguan Prilaku
- Disfungsi Sensoris Integrasi

Jasa Dan Layanan Yang Diberikan :

- ABA ( Applied Behavior Analysis )
- OT ( Occupational Therapy)
- Speech
- SI ( Sensory Integration )
- Psikolog
   a. Konsultasi ( Umum dan Kebutuhan Khusus )
   b. Tes / Pemeriksaan Psikologi ( Umum )
- Assesment for autism
- Home visit




Nah itulah beberapa fasilitas yang dimiliki   Pusat Terapi Terpadu Autisme dan Tumbuh Kembang Anak Awesome Clinic, bila ada anak anda yang memiliki gejala seperti di atas dan ingin melakukan terapi di atas dapat menghubungi :

Telp        : 021-86605613 ; 085100838128
email      : awesomeclinic@yahoo.com / fridauli@gmail.com 
Web       :  http://www.awesomeclinic.com
Blog       :  http://awesomeclinic.blogspot.com 
                https://awesomeclinic.wordpress.com


Peta :



Itulah sedikit informasi yang dapat saya berikan semoga bermanfaat

Sumber:
http://www.awesomeclinic.blogspot.com

Jumat, 14 Juni 2013

Cegah Autisme Dengan Asam Folat

Cegah Autisme Dengan Asam Folat- Asam folat mempunyai kemampuan mencegah Autisme. Ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Norwegian Institut Of Public Health (Majalah Health First April-juni 2013). Diketahui, anak-anak yang lahir dari perempuan yang mulai mengkonsumsi suplemen asam folat empat sampai delapan minggu sebelum kehamilan, memiliki resiko lebih rendah terkena Autisme. Penelitian melibatkan 85.176 anak norwegia, yang dilahirkan antra 2002 dan 2008. Sebanyak 270 anak atau 0,32%, terdiagnosis gangguan spektrum autisme. 

Para peneliti menemukan ada hubungan berbanding terbalik antara asupan asam folat dan resiko autisme dimasa mendatang. Asam folat secara alami banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau tua, asparagus,brokoli, serta jeruk. 




Nah gimana para teman yang baru saja menikah dan istrinya sedang hamil, perbanyak saja asupan brokoli, asparagus, dan sayuran hijau tua untuk mencegah autisme.

Kamis, 13 Juni 2013

Autisme

Autisme- Apakah Autisme?Apakah  Autisme bisa di obati?
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:

Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun. Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua dalam kehidupannya. Para orang tua seringkali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-rangasangan dari kelima panca inderanya (pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa dan penglihatan).





Perilaku-perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang-ulang kata) juga dapat ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif (baik kepada diri sendiri maupun orang lain) atau malah sangat pasif. Besar kemungkinan, perilaku-perilaku terdahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala-gejala tambahan.

Selain bermain yang berulang-ulang, minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi, beberapa hal lain yang juga selalu melekat pada para penyandang autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima, misalnya; suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.

Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
  1. Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
  2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
  4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
  5. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu.

Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di antaranya ada yang tidak 'berbicara' sedangkan beberapa lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga sering ditemukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia). Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari individu-individu penyandangnya.





Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspasa dan peduli terhadap gejala-gejala yang terlihat. The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut :
  1. Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
  2. Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
  3. Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
  4. Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
  5. Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu

Adanya kelima ‘lampu merah’ di atas tidak berarti bahwa anak tersebut menyandang autisme tetapi karena karakteristik gangguan autisme yang sangat beragam maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi secara multidisipliner yang dapat meliputi; Neurolog, Psikolog, Pediatric, Terapi Wicara, Paedagog dan profesi lainnya yang memahami persoalan autisme.

Nah apakah ada gejala di atas pada anak anda, dan dari ringkasan artikel itu apakah autis dapat disembuhkan?  patut di perhatikan....... 

Rabu, 20 Maret 2013

Ciri-Ciri Anak Autis

Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (moderate) hingga parah (severe), sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari seluruh keberadaannya. Parah atau ringannya gangguan autisme sering kemudian di-paralel-kan dengan keberfungsian. 

Dikatakan oleh para ahli bahwa anak-anak dengan autisme dengan tingkat intelegensi dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal), memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menunjukkan sangat terbatasnya minat dan rutinitas yang dilakukan maka mereka diklasifikasikan sebagai low functioning autism




Sementara mereka yang menunjukkan fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif serta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang umum diklasifikasikan sebagai high functioning autism. Dua dikotomi dari karakteristik gangguan sesungguhnya akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan maupun model-model treatment yang diberikan pada para penyandang autisme. 

Kiranya melalui media ini penulis menghimbau kepada para ahli dan paktisi di bidang autisme untuk semakin mengembangkan strategi-strategi dan teknik-teknik pengajaran yang tepat bagi mereka. Apalagi mengingat fakta dari hasil-hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa 80% anak dengan autisme memiliki intelegensi yang rendah dan tidak berbicara atau nonverbal. 

Yang patut di perhatikan adalah gejala yang di sebut sebagai Sintoma Klinis seperti di bawah ini:

A. Interaksi Sosial (minimal 2):
  1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
  2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
  3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
  4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
B. Komunikasi Sosial (minimal 1):
  1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
  2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
  3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
  4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social
C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):
  1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
  2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
  3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda 
Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun label yang diberikan prioritasnya adalah segera diberikannya intervensi yang tepat dan sungguh-sungguh sesuai dengan kebutuhan mereka.