Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (moderate) hingga parah (severe),
sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari seluruh keberadaannya.
Parah atau ringannya gangguan autisme sering kemudian di-paralel-kan
dengan keberfungsian.
Dikatakan oleh para ahli bahwa anak-anak dengan
autisme dengan tingkat intelegensi dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal),
memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menunjukkan sangat
terbatasnya minat dan rutinitas yang dilakukan maka mereka
diklasifikasikan sebagai low functioning autism.
Sementara mereka yang menunjukkan fungsi kognitif dan intelegensi yang
tinggi, mampu menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif serta
menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang umum diklasifikasikan
sebagai high functioning autism. Dua dikotomi dari karakteristik gangguan sesungguhnya akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan maupun model-model treatment
yang diberikan pada para penyandang autisme.
Kiranya melalui media ini
penulis menghimbau kepada para ahli dan paktisi di bidang autisme untuk
semakin mengembangkan strategi-strategi dan teknik-teknik pengajaran
yang tepat bagi mereka. Apalagi mengingat fakta dari hasil-hasil
penelitian terdahulu menyebutkan bahwa 80% anak dengan autisme memiliki
intelegensi yang rendah dan tidak berbicara atau nonverbal.
Yang patut di perhatikan adalah gejala yang di sebut sebagai Sintoma Klinis seperti di bawah ini:
A. Interaksi Sosial (minimal 2):
- Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
- Kesulitan bermain dengan teman sebaya
- Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
- Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
B. Komunikasi Sosial (minimal 1):
- Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
- Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
- Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
- Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social
C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):
- Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
- Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
- Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda
Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun label yang diberikan
prioritasnya adalah segera diberikannya intervensi yang tepat dan
sungguh-sungguh sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar